Thursday 4 December 2025 - 16:46
Pelajaran dari Al-Qur'an | Apa Solusi Al-Qur'an untuk Konflik Keluarga atau Sosial?

Hawzah/ Al-Qur'an al-Karim dalam Surah Al-Hujurat ayat 10, dengan menegaskan prinsip  "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara", menolak sikap masa bodoh terhadap perselisihan dalam komunitas beriman dan menyeru kepada para mukmin untuk proaktif dan mengambil inisiatif dalam memperbaiki hubungan di antara mereka (ishlah dzatil bayn). Perintah ilahi telah menarik garis yang tegas antara mediasi yang terhormat dan kompromi yang memalukan. Sebagaimana telah diperingatkan oleh Syahid Muthahari bahwa ayat ini tidak boleh disalahgunakan oleh pihak-pihak berwatak buruk sebagai dalih untuk menyamakan upaya perdamaian dan rekonsiliasi dengan tindakan merendahkan diri atau menghinakan diri.

Berita Hawzah - Selama bulan suci Ramadhan, ikutilah serial kajian dari "Ayat-Ayat Pedoman Hidup", yang merupakan kumpulan ayat Al-Qur'an al-Karim beserta tafsir singkat dan aplikatif yang menjadi pedoman hidup dan kunci kebahagiaan. Mari kita sinari hari-hari di bulan Ramadhan dengan Kalam Ilahi.

Hujjatul Islam wal Muslimin Hadi Husain Khani

Bismillahirrahmanirrahim.

Allah Swt berfirman dalam Al-Qur'an:

{إنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَیْنَ أَخَوَیْکُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّکُمْ تُرْحَمُونَ}

"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat."(QS. Al-Hujurat: 10)

Allah SWT dalam ayat mulia ini berfirman bahwasanya semua orang beriman adalah saudara satu sama lain. Oleh karena itu, ketika perselisihan muncul di antara mereka, maka harus segara mengambil langkah dengan mengajak mereka untuk berdamai dan rekonsiliasi, dan berusaha menyelesaikan pertikaian dan perselisihan di antara mereka, dan bertakwalah kepada Allah Swt, semoga kalian memperoleh rahmat-Nya.

Dari ayat mulia ini dapat disimpulkan bahwa semua orang yang berada dalam satu bingkai pemikiran dan keyakinan yang sama serta berada dibawah naungan payung keimanan, adalah bersaudara. Oleh karena itu, baik pria maupun wanita harus senantiasa menjaga dan memelihara ikatan persaudaraan ini.

Sepeti halnya, ketika dua saudara kandung dalam satu keluarga yang memiliki keinginan atau pendapat yang berbeda, lalu mereka berselisih paham dalam berbagai hal, dan bisa jadi, perbedaan mereka menimbulkan pertikaian diantara mereka—demikian pula dalam masyarakat beriman, perselisihan semacam ini bisa saja terjadi. Di sinilah, Allah Swt memerintahkan kita untuk tidak bersikap cuek dan apatis terhadapa perselisihan dan pertikaian yang sedang terjadi dalam masyarakat beriman. Kita harus proaktif, dengan niat baik dan tujuan memperbaiki, kita harus berupaya menyelesaikan perselisihan ini.

Ada satu catatan penting dari Syahid agung Ayatullah Muthahari yang patut diperhatikan: ayat ini tidak boleh disalahgunakan oleh pihak-pihak berwatak buruk sebagai dalih untuk menyamakan upaya perdamaian dan rekonsiliasi dengan tindakan merendahkan diri atau menghinakan diri.

Sekarang ini banyak sekali pihak-pihak yang mengajak berunding, tetapi tujuannya adalah kepentingan pribadi mereka sendiri dan membuat pihak lain tunduk kepada mereka; ini jelas bukan maksud dari ayat mulia ini. Ayat ini dibahas dalam konteks komunitas beriman.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha